Self-love NOT selfish
Self-love atau mencintai diri kita sendiri pastinya ungkapan ini sudah tidak asing lagi untuk teman-teman pembaca semua. Arti dari ungkapan ini dan cara setiap individu dalam mencintai diri sendiri juga pastinya berbeda-beda. Sering kali mencintai diri sendiri ini menjadi sebuah cara ketika seseorang itu dalam keadaan terpuruk atau mendapat sebuah guncangan dalam hidupmya.
Ketika kita mencintai sesuatu atau seseorang pastinya kita menginginkan yang terbaik untuk mereka, bahkan seringkali kita berfikir berulang kali sebelum melakukan sesuatu karena khawatir akan menyakiti perasaan mereka atau berakibat buruk bagi mereka namun kadang justru perasaan kita sendiri lah yang kita abaikan. Kita sering mengabaikan pengaruh buruk yang bisa saja mempengaruhi diri kita ataupun fisik kita karena kita terlalu mementingkan orang lain atau justru kita mengambil jalan yang kurang tepat dalam mengungkapkan cinta kepada diri kita sendiri atau yang sering kita sebut self-love.
"Love yourself first" nasihat ini juga sering aku dengar. Ngga ada yang salah sih dengan nasihatnya karena memang penting banget untuk feeling whole about yourself before you can help or love other. Dalam hal ini juga sering terjadi kesalahpahaman hingga sering berujung menjadikan kita sebagai pribadi dengan ego tinggi, susah menerima pendapat orang lain karena merasa bahwa memeperjuangkan pendapat kita dan kita merasa bahagia itulah yang paling utama. kalau melihat dari pernyataannya memang seolah-olah tidak ada yang salah namun kalau kita lihat lebih seksama kita seringkali sulit membedakan antara self-love dan selfish.
Nah kali ini aku mau sharing tentang self-love atau mencintai diri sendiri ini berdasarkan pengalaman aku sendiri yang mana sampai sekarang masih berusaha keras untuk menjadikan self-love ini sebagai hal yang harus kita lakukan sebagai individu bukan sebagai jalan keluar keika dalam keadaan darurat. Yaaaa aku termasuk dalam kategori yang baru belajar untuk mencintai diri sendiri dalam arti yang lebih dalam baru beberapa tahun terakhir ini dan aku sadari betapa pentingnya untuk menanamkan ini dari kecil karena lingkungan memberikan pengaruh yang besar akan hal ini. Bagi teman-teman pembaca yang juga baru menyadari akan hal ini ketika sudah dewasa dan struggle untuk mengaplikasikannya, jangan khawatir, kita sama kok dan yukkkk kita berjuang bersama!
Aku mengkategorikan self-love ini menjadi 2 bagian yaahh yang mana bagian ke 2 akan aku share nanti di coretan selanjutnya.
1. Self-love sebagai penyembuh ataupun sebagai upaya untuk heal our inner wound.
2. Self-love atau mencintai diri sendiri dalam keseharian kita.
Untuk kesempatan kali ini aku share bagian yang pertama yaaa, yaitu mencintai diri sendiri sebagai proses penyembuhan inner wound sekaligus menjaga kesehatan mental kita. Ada beberapa hal yang aku lakukan dan pelan-pelan menjadi kebiasaan untuk menjaga keehatan mental and well being.
1. Feel your feelings without judgment.
Terima segala rasa ataupun emosi yang kita rasa tanpa nge-judge atau beranggapan bahwa kita telah menjadi orang jahat karena punya rasa itu. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh lingkungan dan pola asuh waktu kecil. Pernah ngga teman-teman mengalami pengalaman yang menyedihkan lantas menangis dan reaksi orang terdekat kita "udah, move on, jangan cengeng, masa situ aja nangis!" atau ketika emosi kita ke-trigger sehingga rasa marah, kesal dan reaksi sekitar langsung bilang "gitu aja marah, baperan amat sih!"? Jujur aku termasuk orang yang tumbuh dan dibesarkan dengan lingkungan seperti itu sehingga setiap kali ada emosi yang seharusnya dimanage bagaimana cara meluahkan agar bisa mencari solusi dari permasalahan malah ditahan sekuat tenaga seolah-olah aku ngga berhak untuk punya rasa itu. Sampai akhirnya aku ada kesempatan ikut kursus pendek "Emotional First Aid" lalu aku pelan-pelan belajar untuk menerima emosi yang dirasa tanpa mengadili diri sendiri atas rasa itu.
Marah bukan indikasi kita jahat dan nangis bukan indikasi bahwa kita lemah. Rasa yang kita rasa adalah reaksi dari keadaan atau kejadian di sekitar kita ataupun yang menimpa diri kita. Tidak ada kuasa kita untuk tidak merasakan sedih ketika tertimpa musibah, marah ketika dibohingin, ditipu ataupun hal buruk lainnya tapi yang bisa kita lakukan adalah menerima dan membiarkan rasa itu. Cara penerimaannya adalah dengan tidak menyalahkan diri sendiri apalagi melebeli diri sendiri lemah, cengeng, jahat. Akui bahwa kita memang merasakan emosi itu sebagai sebuah reaksi diri dari kejadian yang menimpa, take your time untuk membiarkan rasa itu flows, setelah tenang baru kita lihat apa yang menyebabkan emosi itu dan mencari jalan keluar ataupun hal yang bisa kita lakukan to heal the wound.
2. Ask for help
Kalau sudah menyangkut masalah emosi dan kesehatan mental lainnya banyak yang beranggapan itu hal yang tabu kalau harus diutarakan, bahkan sering dibilang "lebay". Miris memang padahal kesehatan mental juga mempengaruhi kesehatan fisik.
Yukkk jangan takut atau gengsi untuk minta tolong, kadang ngobrol sama orang yang bisa kita percaya juga merupakan obat yang bisa membuat kita lega. Dan jika memang sudah sampai ke tahap membutuhkan penanganan seorang profesional, please jangan merasa itu sebuah aib. Sama halnya seperti sakit fisik lainnya yang mana butuh penanganan dokter maka begitu juga dengan kesehatan mental kita dan itu adalah salah satu cara mencintai diri kita.
3. Do things that make you happy
Pernah dengar pernyataan "lakukan apa yang membuatmu bahagia"? sering pastinya yaaa. Lantas apa koneksinya dengan poin nomer 1?
Mencari hal yang bisa kita lakukan untuk meluahkan emosi ataupun to feel better atau kalau zaman sekarang orang bilang "healing" yang mana sering identik dengan aktifitas liburan. Ngga ada yang salah kok, bagi sebagian orang, jalan-jalan dan liburan adalah salah satu hal yang bisa mempercepat pemulihan inner wound ataupun stress dan depresi. Tapi yang aku mau share di sini adalah hal yang bisa dilakukan untuk menjadi sebuah aktifitas sehari-hari karena sama halnya dengan kesehatan jasmani, kesehatan mental juga butuh penjagaan yang rutin.
di poin nomer 1 kita bahas tentang merasakan emosi yang kita rasa tanpa judgment atau mengadili diri sendiri, kenapa? karena pada dasarnya kesalahan bukan pada emosi yang kita rasa tapi sering kali pada hal yang kita lakukan untuk meluahkan emosi tersebut, hal yang kita anggap self-love, hal yang kita lakukan setelah baca quote "be yourself and do whatever you want" kadang kala malah membuat petaka.
Alangkah baiknya kalau kita memikirkan akibat dari hal yang kita lakukan itu. Untuk aku pribadi ketika proses belajar manajemen emosi, langkah satu dan dua itu dulu yang dilakukan. Karena sering hal yang dilakukan ketika emosi masih di puncak malah justru membuat masalah baru tapi setiap orang memang berbeda-beda yaaa, ada yang memang have to do something agar emosi bisa cepat stabil. Satu hal yang menurutku wajib aku share dengan teman-teman pembaca semua bahwa kita mencintai diri sendiri berarti kita ingin yang terbaik untuk diri supaya kita juga juga bisa menjadi baik untuk sekitaran kita dan orang-orang yang kita cintai. Ingat, self-love bukan berarti kita selfish.
Sekian sharingnya dalam kesempatan ini yaaa sahabat semua, semoga bermanfa'at. Next aku bakalan share hal-hal yang bisa kita lakukan untuk maintain kesehatan mental kita sebagai bentuk cinta kita pada diri sendiri. lebih ke hal-hal untuk keseharian kita. Sampai jumpa dicoretan berikutnya. Wassalamu'alaikum.
Comments
Post a Comment