Beberapa Alasan Bertahan di Negri Orang
- Get link
- X
- Other Apps
Kapan pensiun?
Sebelum aku berbagi cerita, teman-teman disini ada ngga yang seperti aku? menghabiskan hampir separuh umur di negri orang, berkelana dengan kurun waktu yang cukup membuatku merasa sedikit asing ketika sedang libur di kampung halaman sendiri. Merasa bahwa inilah rumah kedua yang mana ada kenyamanan tersendiri. Bertahun lamanya dibutuhkan waktu untuk memutuskan bahwa sudah waktunya berpikir untuk pulang dan memulai lembaran baru di negri sendiri. Bahkan sampai sekarang masih belum sampai ke keputusan yang pasti akan kapankah aku siap untuk pulang for good.
Sebagian mungkin bertanya "Kok bisa sih merasa takut untuk pulang ke negri sendiri?"
"segitunya kerja di negri orang sampai lupa gimana hidup di kampung"
Duhhh kadang sedih kalau udah baca atau dengar lontaran kalimat-kalimat seperti itu. Terus terang bukan hal yang mudah, kawan! terutama bagi yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun, walau tidak dipungkiri bahwa banyak teman-teman kita yang sudah pulang dan sukses di negri sendiri. Banyak hal yang menjadi pertimbangan ketika mau memutuskan untuk berhenti berkelana dan memulai hidup di kampung halaman. Aku sendiri termasuk pekerja yang sedang berada dalam fase ini.
Jadi kali ini aku mau berbagi beberapa hal yang sering menjadi bahan evaluasi oleh kita sebagai pekerja migran sebelum memutuskan untuk pulang dan pastinya setiap orang memiliki alasan sendiri jadi aku share beberapa alasan berdasarkan pengalamanku yaa kawan!
1. Tuntutan Kebutuhan
Ini yang sering menjadi faktor utama aku mengurungkan niat untuk pulang. Memang kebutuhan hidup tidak akan pernah ada akhirnya, akan ada saja yang ingin dicapai. Dengan kurangnya pengalaman kerja di Indonesia dulu karena aku memutuskan merantu dalam usia muda menjadi salah satu pemicu kekhawatiran dalam merencanakan usaha atau kerja apa nanti kalau resign dari sini. Apalagi 15 tahun bukanlah waktu yang sebentar, pastinya sudah banyak perubahan yang terjadi di kampung halaman selama kurun waktu tersebut termasuk tatanan ekonomi.
2. Kenyamanan Kerja di Negri Orang
Mungkin ada yang mengernyutkan dahi ketika membaca kalimat tersebut namun tau kah teman-teman apa yang menyebabkan kenyamanan ini seolah-olah menjadi tembok penghalang untuk pulang? cerita sedikit nih yaaa, berdasarkan pengalaman aku pribadi, awal-awal aku kerja disini terus terang merupakan salah satu hal tersulit dalam hidupku. Bahasa Inggris yang terdengar beda di telinga, masakan yang berbeda, lingkungan yang sedikit lebih asing dibanding kerja di Malaysia dan tanpa adanya handphone seperti sekarang membuat kita seolah-olah terputus dari segalanya. Jujur aku sering nangis malam-malam (curcol nih), sering cemas kalau-kalau aku bikin salah dan dipulangin ke agency mengingat perjuangan untuk kesini bukanlah hal yang mudah, yaaa 2006 Singapura masih memberlakukan sistem Test Entry . Segala rasa sedih, khawatir dan tentunya keinginan untuk bisa bekerja paling tidak sampai selesai kontrak mendorong aku untuk belajar dan bekerja lebih keras lagi untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan lingkungan di sini. Kerja keras untuk menyesuaikan diri agar merasa nyaman dengan lingkungan di sini yang akhirnya pelan-pelan membuatku meras terbiasa dan seiring berjalannya waktu akhirnya merasa nyaman dan justru sedikit merasa asing ketika pulang ke Negri sendiri. Akan butuh waktu untuk kembali menata hidup di kampung halaman.
3. Kekhawatiran Akan Kelangsungan Hidup di Kampung Halaman
Seperti yang kita bahas di poin pertama bahwa banyak sekali perubahan yang terjadi di Indonesia termasuk di kampung halaman, tatanan ekonomi yang mungkin bakalan membuat kita asing untuk bekerja di sana merupakan salah satu hal yang menjadi kekhawatiran tidak bisa survive dan akhirnya memilih untuk kembali kerja di negri orang. Terlebih lagi sudah banyak bukti dari beberapa teman seperjuangan yang memutuskan pulang ke tanah air dan setelah beberapa tahun bahkan ada yang hanya beberapa bulan akhirnya memutuskan untuk mengadu nasib lagi ke negri orang. Penyebab utamanya ialah ekonomi: sulitnya mencari pekerjaan, gagal dalam berbisnis, harga-harga di tanah air yang hampir setara dengan di luar negri namun penghasilan jauh lebih sedikit sehingga menimbulkan ketidakseimbangan ekonomi keluarga. Beberapa hal tersebut menjadi kendala bagi sebagian pekerja migran untuk berkomitmen pulang ke tanah air, lantas adakah solusi? mau lanjut kerja sampai merasa siap dan mapan? atau nekad pulang dan lihat nanti bagaimana nasib di tanah air?
Setiap masalah pasti ada solusinya, bukan? Nah aku sendiri waktu nulis coretan ini berada dalam situasi mempersiapkan resign dari Singapura. Belum 100% siap dengan berbagai perencanaan namun niatkan aja dulu sambil pelan-pelan menata rencana kedepannya. InsyaAllah di coretan berikutnya aku bakalan coba share dengan teman-teman tentang persiapan ataupun langkah-langkah yang pada umumnya dilakukan teman-teman pekerja migran untuk berkomitmen pulang ke tanah air.
See you di coretan berikutnya!!!๐
َู ุงูุณَّูุงَู ُ ุนََُْูููู ْ َูุฑَุญْู َุฉُ ุงِููู َูุจَุฑََูุงุชُُู
Comments
Post a Comment