Self-love NOT selfish

Image
Assalamu'alaikum, hallo sahabat pembaca semua. sharing yukkkk!   Self-love  atau mencintai diri kita sendiri pastinya ungkapan ini sudah tidak asing lagi untuk teman-teman pembaca semua. Arti dari ungkapan ini dan cara setiap individu dalam mencintai diri sendiri juga pastinya berbeda-beda. Sering kali mencintai diri sendiri ini menjadi sebuah cara ketika seseorang itu dalam keadaan terpuruk atau mendapat sebuah guncangan dalam hidupmya.  Ketika kita mencintai sesuatu atau seseorang pastinya kita menginginkan yang terbaik untuk mereka, bahkan seringkali kita berfikir berulang kali sebelum melakukan sesuatu karena khawatir akan menyakiti perasaan mereka atau berakibat buruk bagi mereka namun kadang justru perasaan kita sendiri lah yang kita abaikan. Kita sering mengabaikan pengaruh buruk yang bisa saja mempengaruhi diri kita ataupun fisik kita karena kita terlalu mementingkan orang lain atau justru kita mengambil jalan yan...

Ceritaku

Sharing, yukkk!

Assalamu'alaikum, apa kabar semuanya? 
Ditulisan kali ini kita berbagi cerita, yuk! boleh pengalaman apa aja bisa lucu, berkesan, bahagia ataupun mungkin sebuah perjalanan yang mengantarkan kita ke keadaan sekarang. Nah aku mau berbagi cerita tentang hal yang sampai sekarang masih menjadi bagian dari keseharianku di waktu senggang yaitu menulis.

photo by google 

Tahun ini memasuki tahun ke-15 aku bekerja di negri Singa ini, masih ingat sekali ketika pertama kali mendapatkan libur dihari Minggu yaitu ditahun ketiga aku bekerja disini itupun tidak tiap Minggu, hanya dua minggu sekali dengan jam yang sudah ditentukan, jadi yang dua tahun pertama itu nothing at all. Obsesiku dengan sekolah membuat hal yang pertama kali muncul dibenakku waktu itu adalah mencari tempat kursus. Pergilah aku ke Kedutaan Besar Republik Indonesia yang kebetulan waktu itu sudah punya program kursus untuk pekerja migran Indonesia, akupun mulai   mendapatkan teman baru sesama pekerja migran yang juga mengambil kursus disana. Selang beberapa bulan pihak kedutaan pun mengumumkan tentang rencana program paket B dan paket C ( sekolah kesetaraan SLTP dan SLTA) sungguh sesuatu yang istimewa bagiku saat itu bayangan mimpi-mimpi yang dulu pernah pupus pun datang kembali. Serta merta akupun mendaftarkan diri untuk paket C (kesetaraan SMA). Dikarenakan penambahan pelajar yang meningkat akhirnya semua kursus dan sekolah kesetaraan pun dipindahkan ke Sekolah Indonesia Singapura , tempat dimana aku belajar dan bertemu dengan teman-teman yang membawaku sampai ketitik ini.

Sewaktu mempersiapkan ujian kita diarahkan untuk bergabung dengan kelas yang lain karena kebetulan yang ikut ujian tidak begitu banyak, disanalah aku berkenalan dengan beberapa teman yang waktu punya group di Facebook khusus untuk bidang literasi ( waktu itu Facebook masih unyu-unyu😁) butuh waktu untuk bisa terbiasa dengan media sosial waktu itu. Akhirnya mulailah ikut nulis coretan-coretan yang masih raw banget bahkan lebih ke acak-acakan sihhh. Pelan-pelan mulai nulis dengan tema yang sudah ditentukan. Menjelang akhir tahun 2013 aku ikut berkontribusi dibuku 'Pahlawan Devisa Singapura Bersyair' sejak itu aku pun mulai ikut kegiatan lain selain menulis, dari nari sampai fashion show sambil terus berkontribusi di beberapa anthology books dibawah publisher '2A Dream Publishing'. 



Beberapa alasan membuatku mundur dari kepenulisan sampai menjelang akhir 2017, undangan seorang teman untuk hadir di acara literasi dan mulai mengenal penulis dari berbagai negara. Pelan-pelan akupun mulai mencari ide-ide untuk mulai menulis puisi lagi namun kali ini ada tantangan lain, tantangan yang sekaligus menjadi pemicu untuk belajar lebih ulet lagi yaitu Bahasa Inggris, event pertama yang aku hadiri setelah beberapa tahun berada di dunia lain ternyata menggunakan Bahasa Inggris walau tidak ada keharusan untuk nulis pake Bahasa Inggris. Decak kagumku dengan kemajuan teman-teman yang dulu pernah sama-sama menulis dan mereka terus mengepakan sayapnya sementara aku bergulat dengan sekolah dan hobby baru yaitu motret.

Pepatah bilang 'jadikan tantangan itu sebagai senjata untuk belajar" aku pun menganggukan kepala dengan tantangan-tantangan yang sering membuat mata ini terbuka lebar sampai lewat tengah malam terutama dalam masalah Bahasa namun aku yakin selagi kita ada keinginan untuk belajar pasti kita bisa. Mulailah nulis puisi lagi tapi kali ini lebih banyak menggunakan Bahasa Inggris dan memberanikan diri ikut lomba puisi yang diadakan oleh Migrant Worker Poetry Competition Singapore 2018 dan 2019. Sebuah pengalaman baru yang terkadang disaat-saat sendiri dan merenung  aku berfikir "beneran ngga sih aku naik panggung sebesar itu, baca puisi hasil tulisan sendiri dan Alhamdulillah dapet piala padahal sewaktu sekolah boro-boro dapet piala, sekedar naik panggung untuk acara kenaikan kelas saja pun hanya sebagai pelengkap barisan belakang" yeaaaa I was insecure and I was believing that I'm good at nothing. Proses yang panjang namun itulah hidup.

Setelah kembali menulis selama 2 tahun ini akhirnya aku menjadi salah satu kontributor untuk sebuah buku anthology  dari  Translating Migration: poetry as inclusive dialogue . Semoga ini menjadi sebuah dorongan untuk terus menulis dan menulis.

Sekian dulu sharing kali ini, sampai jumpa dicoretan selanjutnya!!! Wassalamu'alaikum.

Comments

  1. Semangat, semuala aku menjelajah Reels dan akhirnya ketemu Assalamualaikum salam persahabatan dari Jogjakarta. Dari @embun_dan_hujan

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Explore Singapore #1

Beberapa Alasan Bertahan di Negri Orang

SWF 2022